
Wali Kota Pontianak tekankan peran arsitek dalam pembangunan kota yang adaptif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan pada HUT ke-66 IAI di Pontianak.
PONTIANAK – Peran arsitek dalam pembangunan kota dinilai sangat strategis, terutama dalam menghadapi tantangan geografis dan lingkungan. Hal ini disampaikan Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) di halaman waterfront Mal Pelayanan Publik (MPP) Pontianak, Rabu (17/9/2025) malam.
Perayaan HUT IAI ke-66 di Pontianak berlangsung meriah. Selain dihadiri delegasi dari berbagai provinsi, turut hadir perwakilan arsitek dari Sarawak, Malaysia. Acara ini diharapkan memperkuat kolaborasi antara arsitek, pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan yang lebih maju dan beradab.
Edi menegaskan, Pontianak yang berada di pertemuan Sungai Kapuas dengan kontur datar kerap menghadapi ancaman genangan. Menurutnya, arsitek memiliki peran penting dalam merancang tata kota yang sesuai karakter wilayah, sekaligus menciptakan lingkungan yang layak huni dan berkelanjutan.
“Arsitek harus hadir dengan desain yang adaptif, fungsional, sekaligus ramah lingkungan,” ujarnya.
Sebagai mantan Ketua IAI Kalimantan Barat periode 1994–2000, Edi merasa memiliki ikatan khusus dengan profesi arsitek. Ia pun menyambut hangat kehadiran arsitek dari seluruh Indonesia yang hadir di Pontianak.
Ketua Umum IAI, Georgius Budi Yulianto, menyampaikan bahwa jumlah arsitek di Indonesia masih belum ideal. Dari total 29 ribu anggota IAI, hanya sekitar 7 ribu yang resmi terdaftar. Dengan populasi Indonesia mencapai 280 juta jiwa, perbandingan arsitek dengan penduduk masih sekitar 1:41 ribu.
“Walau jumlahnya masih terbatas, IAI tetap berkomitmen mendukung pembangunan nasional dan selalu bersinergi dengan pemerintah,” tegasnya.