
PONTIANAK – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025, Pemerintah Kota Pontianak menggelar aksi lingkungan di Pasar Kemuning, Jalan Prof M Yamin, Sabtu (14/6). Kegiatan yang bertema “Pasar Tradisional Minim Plastik” ini dimeriahkan dengan kegiatan bersih-bersih pasar serta pembagian tas belanja ramah lingkungan kepada para pengunjung.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Ia membagikan tas belanja anyaman secara gratis sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan menggunakan kantong plastik sekali pakai.
“Melalui pembagian tas ini, kami ingin menggugah kesadaran masyarakat agar membawa tas belanja sendiri yang bisa digunakan berkali-kali,” ujarnya.
Edi menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 6 Tahun 2019 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik. Namun, ia juga menekankan bahwa permasalahan utama bukan pada plastik itu sendiri, melainkan pada perilaku masyarakat dalam membuang sampah sembarangan.
“Plastik tetap dibutuhkan, tapi penanganannya yang harus dibenahi. Jika tidak, dampaknya bisa sangat berbahaya bagi lingkungan, seperti yang kita lihat dari kandungan mikroplastik di Sungai Kapuas,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian Universitas Airlangga, kadar mikroplastik di beberapa titik sungai tersebut mencapai 6 miligram per liter, angka yang mendekati ambang batas aman.
Sebagai bentuk tindak lanjut, Pemkot akan meluncurkan program “Pekan Memilah Sampah”, yang akan menyediakan tempat sampah terpilah di berbagai titik. Warna hijau akan digunakan untuk sampah organik, sementara kuning untuk anorganik.
“Saya telah instruksikan seluruh jajaran untuk mulai mengedukasi masyarakat dan menyiapkan fasilitas pemilahan sampah sejak dari rumah tangga,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Syarif Usmulyono, menambahkan bahwa tema nasional Hari Lingkungan Hidup 2025 adalah “Hentikan Polusi Plastik”. Sejalan dengan itu, DLH telah menjalankan enam program utama sejak awal tahun, melibatkan masyarakat, pelajar, hingga pelaku pasar.
“Kami ingin membangun kesadaran kolektif bahwa pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya, yakni rumah dan tempat usaha,” ujarnya.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain Lomba Gerakan Memilah dan Menabung Sampah (Galahbungsam) yang diikuti 37 sekolah, kurban tanpa kantong plastik saat Iduladha, serta aksi bersih serentak yang berhasil mengumpulkan 200 kilogram sampah plastik.
DLH juga mendorong inisiatif pasar minim plastik dan gerakan penanaman pohon bersama Saka Kalpataru. Puncaknya adalah penyerahan simbolis keranjang belanja di Pasar Kemuning sebagai simbol komitmen bersama menuju pasar yang lebih ramah lingkungan.
Seluruh rangkaian kegiatan ini akan dilaporkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sesuai dengan edaran Menteri LHK Nomor 5 Tahun 2025.
“Harapan kami, gerakan ini tidak berhenti sebagai seremonial, melainkan menjadi gaya hidup baru bagi warga Pontianak dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” pungkas Usmulyono.