
PONTIANAK – Car Free Day di Ayani Megamal, Minggu pagi (15/6), tiba-tiba jadi lebih ekstra. Bukan karena artis datang atau ada panggung hiburan, tapi gara-gara ular melingkar di leher pengunjung.
Bukan CFD namanya kalau tak ada yang unik. Kali ini, perhatian warga tertuju pada komunitas Independent Exotic Pets (IEP) yang tampil beda membawa hewan-hewan eksotis seperti ular python albino, iguana, kadal gurun, hingga burung hantu. Semua bebas dilihat, bahkan dipeluk kalau berani.
Salah satu pengunjung, Syifa (21), awalnya hanya niat cuci mata. Tapi suasana bikin dia penasaran dan akhirnya memberanikan diri menjadikan ular albino sebagai aksesori dadakan.
“Aku takut banget sama ular, tapi pengin coba. Eh, ternyata enggak semenyeramkan itu,” katanya sambil tertawa lega.
Komunitas IEP memang punya misi besar: mengubah rasa takut jadi rasa sayang. Menurut pendirinya, Zulfani, kegiatan ini bukan sekadar pamer hewan, tapi juga ajang edukasi.
“Banyak yang langsung ilfeel sama reptil atau hewan eksotis karena tampangnya. Padahal, kalau dikenali, mereka bisa jadi sahabat juga,” ujarnya.
Setiap akhir pekan, IEP rutin keliling pagi di CFD, sore di Bundaran Digulis Untan. Mereka juga punya program IEP Goes to School, supaya anak-anak bisa belajar langsung tentang satwa eksotis, bukan cuma lewat layar YouTube.
Anak-anak biasanya jadi yang paling antusias. Jerit kecil, mata berbinar, dan segudang pertanyaan bikin suasana makin hidup. Dan bagi IEP, itulah inti dari semua ini: menumbuhkan empati dan cinta pada makhluk hidup yang sering disalahpahami.
Siapa sangka, CFD bisa jadi tempat belajar dan berani menyentuh hal yang selama ini cuma jadi mimpi buruk. Pesan mendalam dari kegiatan ini: sayangi satwa eksotis, karena dunia ini bukan milik manusia saja!.
“Semua ciptaan Tuhan punya peran. Jangan langsung takut atau jijik. Coba kenali dulu, baru nilai,” tutup Zulfani.