PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak terus mendorong peningkatan pemahaman masyarakat terhadap dunia digital dengan mengenalkan konsep Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA). Dalam kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pemerintah Daerah (Sipede) yang digelar di Kecamatan Pontianak Barat, Kamis (31/7/2025), warga diajak lebih cermat terhadap bahaya situs ilegal serta potensi kejahatan siber.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Pontianak, Zulkarnain, menyampaikan pentingnya edukasi tentang perkembangan teknologi informasi yang kini semakin kompleks dan rentan disalahgunakan, terutama untuk praktik penipuan digital seperti pinjaman online ilegal dan judi daring.

“Banyak masyarakat yang tanpa sadar mengakses situs mencurigakan. Ini berisiko menyebarkan data pribadi dan bisa berdampak pada keamanan orang-orang di sekitarnya,” kata Zulkarnain saat membuka acara, mewakili Wali Kota Pontianak.

Ia menambahkan bahwa pemahaman terhadap sistem kecerdasan buatan perlu diperluas agar masyarakat tidak mudah tertipu oleh konten digital yang telah dimanipulasi, seperti video deepfake atau pesan phishing.

Dalam sosialisasi tersebut, Diskominfo juga menghadirkan para pakar teknologi untuk memberikan pemahaman langsung kepada peserta. Aparatur dari sektor pendidikan anak usia dini pun turut dilibatkan, sebagai upaya membangun kesadaran digital sejak dini.

“Zaman sekarang, aktivitas kita banyak dipantau algoritma. Maka dari itu, masyarakat harus pintar memanfaatkan teknologi, bukan justru jadi korban,” ujarnya.

Kegiatan Sipede sendiri telah berjalan sejak awal tahun 2024 dan menjadi sarana Pemkot Pontianak menyapa langsung masyarakat di berbagai kecamatan. Dengan menghadirkan narasumber kompeten, diharapkan warga tidak hanya mengenal kebijakan daerah, tetapi juga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

“Setiap wilayah punya karakteristik dan tantangan sendiri. Kegiatan seperti ini menjadi ruang interaktif antara pemerintah dan masyarakat,” tambah Zulkarnain.

Salah satu peserta, Heni Suwarni, mengaku banyak mendapat wawasan baru dari sesi tersebut. Ia merasa lebih siap menghadapi dunia digital setelah memahami bagaimana kecerdasan buatan bisa digunakan untuk manipulasi konten secara masif.

Menurut Heni, kegiatan ini sangat penting dan perlu rutin dilaksanakan, terutama di lingkungan yang belum banyak terpapar edukasi digital.

“Baru tahu soal teknologi deepfake yang bisa ubah suara dan wajah. Ternyata bahayanya besar. Sekarang saya lebih hati-hati saat buka tautan atau terima pesan dari sumber tidak dikenal,” ujarnya.

Bagikan: