SURABAYA – Kain tenun khas Pontianak, Corak Insang, tampil memikat dalam peragaan busana yang menjadi bagian dari rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Surabaya, Kamis (8/5). Kegiatan ini berlangsung dalam sesi Ladies Program yang melibatkan Ketua Dekranasda dari 98 kota se-Indonesia.

Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang penting bagi daerah untuk mempererat kolaborasi dan mendorong pemberdayaan perempuan, khususnya dalam mendukung program pembangunan kota.

“Program ini bukan sekadar ajang pertemuan, tetapi juga sebagai wadah pertukaran ide, pengalaman, dan penguatan jaringan antar daerah,” ungkapnya.

Dalam sesi fashion show, Pontianak memperkenalkan keindahan Tenun Corak Insang, kain tradisional yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2017. Kain ini memiliki keunikan gradasi warna yang berubah saat terkena cahaya, memberikan tampilan dinamis dan elegan.

“Tenun Corak Insang ini memiliki daya tarik visual yang khas dan mampu bersaing dengan wastra dari daerah lain,” tambah Yanieta.

Tidak hanya memperkenalkan budaya lokal, Dekranasda Pontianak juga aktif membina para perajin melalui pelatihan menenun. Langkah ini dilakukan untuk menjaga keberlanjutan warisan budaya sekaligus mempersiapkan kapasitas produksi dalam menghadapi permintaan pasar.

“Promosi harus dibarengi dengan kesiapan perajin agar tenun khas Pontianak ini dapat terus berkembang dan dikenal luas,” tutupnya.

Bagikan: