
MEMPAWAH – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Mempawah menghadapi tantangan besar dalam menjaga ketersediaan stok darah, terutama selama momen Ramadan hingga Idulfitri. Minimnya partisipasi pendonor, khususnya dari kalangan pemula, disebut menjadi penyebab utama kekosongan tersebut.
Petugas PMI Mempawah, Iskandar, mengatakan bahwa animo masyarakat untuk mendonorkan darah saat bulan puasa hingga lebaran sangat rendah. Kebanyakan warga baru bersedia mendonorkan darah jika ada kebutuhan mendesak dari keluarga.
“Pada momen puasa hingga lebaran ini, minat pendonor sukarela sangat rendah. Paling hanya ada donor untuk kebutuhan keluarga saja,” ujarnya, belum lama ini.
Menurutnya, salah satu faktor utama adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat donor darah. Terutama di kalangan pendonor pemula, pemahaman soal pentingnya mendonorkan darah masih sangat minim.
“Banyak masyarakat, terutama kelompok pemula, belum memahami bahwa donor darah itu bukan hanya membantu orang lain, tapi juga berdampak positif bagi kesehatan pendonor sendiri,” jelasnya.
Rendahnya jumlah pendonor pemula ini pun menjadi perhatian serius PMI Mempawah. Iskandar menyebut, dari total populasi Kabupaten Mempawah, jumlah pendonor baru masih jauh dari ideal.
“Untuk pendonor baru masih sangat sedikit. Padahal ini sangat penting untuk menjaga ketersediaan stok darah secara berkelanjutan,” katanya.
Guna mengatasi hal ini, PMI Mempawah terus melakukan kampanye edukatif ke masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Harapannya, lebih banyak masyarakat, khususnya anak muda, tergerak untuk menjadi pendonor aktif.
“Kita terus mengimbau masyarakat agar bisa rutin mendonorkan darah, minimal tiga bulan sekali. Selain bermanfaat bagi kesehatan, ini juga bisa menyelamatkan nyawa orang lain,” pungkas Iskandar.