
PONTIANAK – Saat Ria Norsan resmi dilantik sebagai Penjabat Gubernur Kalimantan Barat tiga bulan lalu, tidak banyak yang menduga bahwa prioritas awalnya akan menyasar sektor perbankan daerah.
Namun diam-diam, langkah strategis yang ia ambil terhadap Bank Kalbar kini membuahkan hasil yang signifikan, membawa lembaga keuangan milik daerah itu ke puncak kinerja sebagai penyumbang dividen terbesar di provinsi ini.
Dengan pendekatan yang tenang namun terukur, Ria Norsan menunjukkan bahwa kepemimpinan daerah tak melulu soal seremonial, tapi juga soal menciptakan dampak nyata melalui keputusan strategis yang terukur. Dan Bank Kalbar, hari ini, adalah bukti paling kuat dari pendekatan tersebut.
Di balik layar, Ria Norsan mendorong transformasi menyeluruh di tubuh Bank Kalbar. Fokusnya jelas: mendorong profitabilitas agar mampu memberikan dividen besar kepada pemerintah daerah, sekaligus menjadi lokomotif penggerak ekonomi Kalbar. Ia melihat potensi besar dari bank daerah ini, namun sadar bahwa potensi tanpa pengelolaan agresif tak akan berarti.
“Saya langsung berfokus pada Bank Kalbar karena saya percaya BUMD ini bisa jadi ujung tombak peningkatan PAD. Hasilnya sekarang bisa kita lihat bersama,” kata Norsan.
Visi tersebut tak sekadar ambisi. Data menunjukkan bahwa Bank Kalbar kini menjadi satu-satunya BUMD di Kalimantan Barat yang mampu memberikan profit dan dividen paling tinggi. Sebanyak 50 persen dari total dividen langsung disalurkan ke kabupaten dan kota di provinsi ini, angka yang mencerminkan dampak nyata terhadap pembangunan di tingkat lokal.
Langkah Norsan bukan hanya menyelamatkan aset daerah, tapi juga mengoptimalkannya. Ia mendorong efisiensi, inovasi layanan, serta peningkatan kualitas manajemen Bank Kalbar agar bisa bersaing dengan bank-bank nasional maupun regional.
Pengakuan atas keberhasilan ini datang dari luar daerah. Pada 4 Mei 2025, Bank Kalbar dianugerahi penghargaan “Golden Champion – Excellent Financial Performance in 7 Consecutive Years (2017–2024)” oleh The Asian Post (Infobank Media Group). Penghargaan ini menempatkan Bank Kalbar sebagai salah satu BPD dengan kinerja keuangan paling solid di kategori aset Rp10–25 triliun.
Di balik penghargaan itu, ada peran penting Ria Norsan, bukan hanya sebagai pemimpin administratif, tetapi sebagai pengarah strategi yang memahami nilai ekonomi dan simbolis dari BUMD yang dikelola dengan benar.
Kini, ia berharap keberhasilan Bank Kalbar bisa menjadi model bagi pengelolaan BUMD lainnya.
“Kalau dikelola secara profesional dan berani berinovasi, BUMD bisa menjadi penyokong utama pembangunan. Tidak harus terus bergantung pada pusat,” ujarnya.