PONTIANAK — Lautan umat memadati Jalan Rahadi Usman, Pontianak, Jumat pagi (6/6). Sejak subuh, jamaah Salat Iduladha 1446 H menghamparkan sajadah dari depan Kantor Pos Lama hingga Bundaran Tugu Adipura. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Wakil Wali Kota Bahasan, Kapolresta Kombes Pol Adhe Hariadi, Sekda Amirullah, serta jajaran perangkat daerah ikut bersujud bersama warga.

Usai salat, Wali Kota Edi menyerahkan seekor sapi kurban titipan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kepada pengurus Masjid Agung Al Falah. Penyerahan berlangsung di pelataran Kantor Wali Kota sambil didampingi panitia kurban.

Pada Iduladha tahun ini, Pemkot Pontianak menyalurkan 22 ekor sapi kurban. Data hingga Rabu malam (5/6) mencatat total sementara 614 sapi dan 398 kambing tersebar di enam kecamatan. Angka tersebut diprediksi bertambah selama hari-hari Tasyrik.

Melalui gerakan kurban tanpa plastik, Pontianak berharap perayaan keagamaan dapat selaras dengan kepedulian lingkungan, menjadikan kota Khatulistiwa semakin hijau dan sehat.

Di momen yang sama, Edi secara simbolis memberikan besek bambu kepada panitia sebagai wadah distribusi daging.

“Kami ingin kebiasaan ramah lingkungan makin membumi, hindari kantong plastik dan kelola sampah dengan benar,” pesannya.

Pemerintah Kota sudah mengeluarkan surat edaran agar seluruh panitia kurban memakai kemasan mudah terurai. Langkah ini, kata Edi, bagian dari komitmen menuju gaya hidup berkelanjutan sekaligus menjaga kebersihan Pontianak.

“Semoga praktik ini menjadi tradisi di setiap perayaan keagamaan,” ujarnya.

Wali kota juga mengapresiasi sinergi masyarakat dan aparat yang menjaga situasi kota tetap kondusif sepanjang tahun.

“Pontianak aman, damai, dan rukun. Antusiasme berkurban tetap besar, mudah-mudahan membawa keberkahan bagi kita semua,” katanya.

Khatib Iduladha, Abuya Habib Ahmad Zaki Yahya, mengingatkan jamaah bahwa hakikat kurban ialah “menyembelih” sifat tercela dalam diri. Ia menegaskan pentingnya menyelamatkan keluarga dan sesama dari api neraka dengan berkorban, baik harta maupun ego, untuk meraih ridha Allah.

“Pintu ampunan selalu terbuka bagi yang ingin kembali,” tuturnya, seraya mengimbau umat menebar kebaikan dan mengutamakan musyawarah.

Bagikan: