PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kabut asap yang mulai menyelimuti wilayah kota. Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menegaskan bahwa pihaknya secara intensif memantau titik-titik rawan karhutla melalui koordinasi dengan camat, lurah, dan dinas terkait.

“Setiap ada potensi kebakaran langsung ditangani sebelum meluas. Kami tidak ingin kabut asap kembali mengganggu aktivitas dan kesehatan warga,” ujar Bahasan, Rabu (23/7).

Data dari BMKG Kalimantan Barat mencatat bahwa kualitas udara di Pontianak dalam sepekan terakhir sempat memasuki kategori berbahaya, terutama pada malam hari. Namun, kondisi tersebut cenderung membaik di pagi dan siang hari. Menyikapi hal itu, Bahasan mengimbau warga untuk memakai masker dan membatasi aktivitas di luar rumah, khususnya saat kualitas udara menurun.

“Kalau tidak ada keperluan penting, lebih baik di rumah dulu. Utamakan kesehatan,” pesannya.

Menurutnya, cuaca panas ekstrem dan minimnya hujan menjadi faktor pemicu meningkatnya kerawanan kebakaran lahan di Pontianak, terutama di daerah pinggiran yang memiliki karakteristik lahan gambut. Ia mengungkapkan, patroli gabungan bersama TNI dan Polri terus dilakukan untuk mencegah terjadinya pembakaran lahan.

Dalam hal penanganan, Pemkot telah menempatkan mobil pemadam dan perlengkapan lainnya di sejumlah titik strategis. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla terus digencarkan melalui berbagai media, baik online maupun pertemuan langsung di lingkungan warga.

“Kami ingin masyarakat sadar, membuka lahan dengan cara dibakar itu berbahaya dan bisa dikenai sanksi,” tegasnya.

Bahasan juga menyerukan keterlibatan sektor swasta, khususnya pelaku usaha di bidang perkebunan dan pertanian, agar turut menjaga kelestarian lahan dan tidak melakukan pembakaran dalam pembukaan area baru.

“Pencegahan karhutla ini butuh kolaborasi. Semua pihak harus berperan, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah,” tutupnya.

Bagikan: