
KAYONG UTARA – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, khususnya melalui komoditas jagung, Bupati Kayong Utara Romi Wijaya turut berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar di Mapolda Kalimantan Barat, belum lama ini.
Rakor yang berlangsung di Graha Khatulistiwa tersebut dibuka oleh Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan dan dihadiri oleh para kepala daerah se-Kalimantan Barat, termasuk jajaran Kepolisian Daerah dan berbagai instansi terkait. Fokus utama pertemuan ini adalah sinkronisasi program ketahanan pangan nasional dan kesiapan menghadapi panen raya jagung.
Dalam forum tersebut, Bupati Romi menjelaskan perkembangan sektor pertanian jagung di wilayahnya. Ia menyampaikan bahwa saat ini total lahan jagung di Kayong Utara mencapai 15,5 hektare, yang terdiri dari 7,5 hektare sistem monokultur dan 8 hektare melalui metode tumpang sari.
Lebih lanjut, Romi menyebutkan rencana ekspansi lahan sebesar 7 hektare tambahan, dengan harapan tiap kecamatan mampu menambah 1 hektare lahan tanam. Dengan begitu, target total luas tanam bisa mencapai 22 hektare.
Namun, Romi juga menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi daerahnya dalam budidaya jagung. Menurutnya, minat masyarakat terhadap jagung masih rendah karena budaya bertani yang lebih condong pada padi, serta keterbatasan lahan akibat dominasi perkebunan kelapa sawit.
“Mayoritas lahan di Kayong Utara terdiri dari kawasan lindung, gambut, mangrove, dan lahan yang mudah tergenang, sehingga tidak ideal untuk jagung,” jelasnya.
Bupati Romi pun berharap adanya pemahaman dari berbagai pihak terkait kondisi geografis dan sosial pertanian di daerahnya.
“Dengan kendala ini membuat kontribusi Kayong Utara terhadap produksi jagung nasional belum bisa maksimal,” tukasnya.