KUBU RAYA – Bandara Supadio resmi kembali menyandang status sebagai bandara internasional. Pengaktifan kembali status ini disambut hangat oleh berbagai pihak dan ditandai dengan seremoni penabuhan rebana oleh sejumlah pejabat, termasuk Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Lukman F Laisa M, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Krisantus, serta Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono.

Sebelumnya, Bandara Supadio sempat kehilangan status internasionalnya seiring Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2024, yang mencabut status internasional dari 17 bandara di Indonesia, termasuk Supadio. Namun, kini bandara yang terletak di Kabupaten Kubu Raya tersebut kembali membuka jalur penerbangan ke luar negeri, terutama ke negara tetangga Malaysia.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menyampaikan optimismenya terhadap dampak positif dari pengaktifan kembali rute internasional di Bandara Supadio. Ia menilai, pembukaan jalur ini membuka peluang strategis untuk memperkuat sektor pariwisata serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal.

“Pontianak menjadi pintu gerbang utama Kalbar. Konektivitas langsung ke luar negeri, seperti ke Kuching, akan mendorong kunjungan wisatawan dan mobilitas pelaku usaha,” ujarnya, Rabu (4/6), usai peresmian yang berlangsung di Gedung VIP Bandara Supadio.

Edi menyebutkan bahwa Pontianak memiliki potensi besar sebagai kota transit bagi wisatawan mancanegara yang hendak menjelajahi destinasi lain di Indonesia. Posisi geografis yang strategis memungkinkan kota ini menjadi titik persinggahan penting dalam jaringan penerbangan internasional.

“Kita bisa menawarkan budaya, kuliner, dan wisata lokal kepada turis yang singgah. Ini bisa jadi momen promosi yang efektif untuk mengenalkan Pontianak kepada dunia,” tambahnya.

Menurutnya, peningkatan kunjungan dari luar negeri akan memberikan dampak berantai bagi ekonomi masyarakat, terutama pelaku UMKM seperti pedagang oleh-oleh, makanan khas, serta penyedia jasa wisata. Ia meyakini bahwa geliat ekonomi akan terasa lebih cepat jika masyarakat dan pelaku usaha mampu memanfaatkan peluang ini.

“Lebih banyak pengunjung berarti lebih besar perputaran uang di kota ini. Ini kesempatan besar untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tegasnya.

Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat dan pelaku usaha di Pontianak untuk meningkatkan kualitas pelayanan, menjaga kebersihan dan keamanan, serta menciptakan suasana kota yang ramah bagi wisatawan.

“Bandara internasional ini bukan sekadar gerbang fisik, tapi juga simbol kesiapan kita menunjukkan wajah Pontianak dan Indonesia kepada dunia. Infrastruktur, layanan, dan keramahan warga akan menentukan kesan yang dibawa para pengunjung,” tutupnya.

Bagikan: