Sumber : Majalah Senta

Kalimantan Barat Bisa Swasembada Jagung

KALBAR – Presiden Prabowo dalam wawancaranya pada Panen Raya Jagung Nasional di Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat mengatakan “Kita akan menjadi lumbung pangan dunia, Kita bisa menjadi solusi bagi masalah banyak negara lain, yang sedang dilanda kelaparan dan kekeringan,” ungkapnya.

Sektor pertanian di Indonesia memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, salah satunya sebagai penyedia kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk. Peran ini cukup strategis mengingat luas wilayah Indonesia, namun juga bergantung pada kebijakan pemerintah seperti konversi lahan, kompetisi pemanfaatan lahan, degradasi sumber daya lahan dan udara, serta dampak perubahan iklim global. Kabinet Merah Putih menetapkan sasaran utama di bidang pangan, dengan tiga komoditas yaitu padi: swasembada beras untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok, jagung: swasembada jagung untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan ternak, kedelai : swasembada kedelai untuk memenuhi kebutuhan pangan dan industri, hal tersebut mendukung ketersediaan pangan, sebagaimana yang dicanangkan pada Asta Cita Presiden Republik Indonesia.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, secara serentak menyelenggarakan panen raya jagung kuartal II, yang dipusatkan di Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis (5/6/2025). Hal itu juga disertai ekspor hasil panen jagung ke Malaysia melalui Pos Lintas Batas Negara Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Selain itu, diresmikan pula gudang dan dryer Jagung PT. Pangan Merah Putih yang merupakan pabrik jagung, yang dibangun oleh Polda Kalbar dan Pemerintah Kabupaten Bengkayang. Tujuannya yaitu untuk memudahkan petani menjual hasil panennya, dengan kapasitas produksi 300 ton jagung kering per hari dan dibangun di atas lahan 6 hektare.

Sumber : Majalah Senta

Peningkatan Nilai Ekonomi Jagung Melalui Proses Pengolahan

Jagung merupakan komoditas utama ditinjau dari aspek pengusahaan dan penggunaan. Kementerian Pertanian menargetkan kebutuhan pakan ternak setiap tahun sekitar 15 juta ton. Sedangkan target pemerintah pada tahun ini antara 16 juta sampai 17 juta ton jagung. Kebutuhan yang cukup tinggi ini antara lain karena komposisi bahan baku pakan ternak terutama unggas membutuhkan jagung sekitar 50 persen dari total komposisi bahan (Sarashuta, 2002). Selain untuk pakan ternak, jagung memiliki potensi yang besar di bidang industri pangan dan non pangan. Dalam hal pangan, jagung sebagai bahan baku pop corn, jagung rebus, tortilla, makanan bayi, sereal, susu jagung. Dalam hal non pangan, jagung dapat diolah menjadi bioetanol, biogas, kosmetik, bahan kimia, pulp dan kertas.

Sumber : Majalah Senta

Kebutuhan Green Job dan Sustainable Supply Chain

Ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan yang ditargetkan tercapai dalam 5 tahun kedepan, membuka peluang sebesar-besarkan bagi penciptaan lapangan kerja dalam rantai kegiatan dari hulu ke hilir. Ada juga peluang green job (sustainable supply chain) melalui diversifikasi komoditas tanaman pangan yang selama ini lebih mengandalkan kelapa sawit. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat (2024), luas panen Kalimantan Barat mencapai 19.449,93 hektare, naik 28,81 persen dari tahun sebelumnya. Kalimantan Barat menempati posisi urutan ke-15 dari 38 provinsi, dengan produktivitas sebesar 46,49 ku/ha (produksi jagung per hektar), berada diurutan ke-27 dari 38 provinsi dan naik sebesar 5,94 persen dari tahun sebelumnya. Meningkatnya luas panen dan produksi jagung per hektare di Kalimantan Barat berjalan seiring dengan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang masih mendominasi dibandingkan sektor lainnya.

Komposisi penduduk bekerja menurut lapangan usaha dapat menggambarkan struktur tenaga kerja. Berdasarkan hasil Sakernas Februari 2025, tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 28,54 persen; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebesar 19,26 persen; serta Industri Pengolahan sebesar 13,45 persen. Dibandingkan Februari 2024, tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan penduduk bekerja terbesar adalah Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (0,98 juta orang); Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,89 juta orang); dan Industri Pengolahan (0,72 juta orang). Sementara lapangan usaha yang mengalami penurunan terbesar adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (0,15 juta orang); Pertambangan dan Penggalian (0,06 juta orang); dan Jasa Lainnya (0,02 juta orang).

Pencanangan ketahanan pangan sebagai salah satu program prioritas tak terkecuali di Provinsi Kalimantan Barat didukung dengan terbukanya lapangan pekerjaan pada sektor pertanian, menegaskan bahwa bukan hal yang tidak mungkin terwujudnya swasembada pangan salah satunya tanaman jagung.

Isu triple planetary crisis saat ini meliputi perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati, mesti dihadapi melalui kebijakan serta strategi pemerintah daerah. Salah satu caranya dengan menerapkan pengembangan pekerjaan hijau (green job) di Provinsi Kalimantan Barat, sehingga masa transisi ekonomi hijau memberikan multiplier effects. Jika mampu meningkatkan produktivitas sektoral dan tenaga kerja pada level strategis maka akan tercipta lapangan kerja (energi terbarukan, pertanian berkelanjutan), berkurangnya emisi gas rumah kaca, meningkatnya kualitas lingkungan, meningkatnya kesejahteraan masyarakat, yang menjadi satu siklus manajemen yang dinamakan supply chain. Melalui Strategi ketenagakerjaan yang bisa dilaksanakan antara lain : peningkatan produktivitas pertanian melalui teknologi modern dan pertanian berkelanjutan untuk menjaga ketahanan pangan dan mengurangi dampak perubahan iklim; pemberdayaan sektor perdagangan dan reparasi dalam mengadopsi transisi ke energi hijau; penguatan keterampilan terkait industri pengolahan dengan fokus pada pelatihan industri (upskilling tenaga kerja) melalui penguatan pelatihan vokasi (green curriculum : alat, standar, metode); mengupayakan integrasi, kolaborasi dalam perencanaan (kegiatan berkelanjutan) berbasis program kerja ketenagakerjaan; menjalin kemitraan dengan swasta dan internasional dalam percepatan pengembangan pekerjaan hijau/green jobs.

Bagikan: