PONTIANAK – Banyak masyarakat masih keliru dalam menangani diare dengan langsung mengonsumsi antibiotik. Padahal, tidak semua kasus diare membutuhkan obat tersebut. Inilah yang disampaikan pihak RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak dalam edukasi kesehatan yang diberikan kepada pasien dan pengunjung rumah sakit pada Rabu (16/7).

Apoteker RSUD SSMA, Bonita Dewi Anggraini, S Farm, menjelaskan bahwa diare ringan umumnya dapat sembuh dalam waktu beberapa hari tanpa penggunaan antibiotik. “Sebagian besar diare disebabkan oleh virus, sehingga pemberian antibiotik tidak akan membantu menyembuhkan penyakitnya,” ungkapnya.

Menurut Bonita, antibiotik hanya efektif jika diare dipicu oleh infeksi bakteri, dan penggunaannya harus berdasarkan resep serta pengawasan dokter. Ia mengingatkan bahwa konsumsi antibiotik sembarangan justru dapat memperburuk kondisi pasien.

“Selain memperparah gejala diare, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dapat merusak keseimbangan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan risiko resistensi bakteri terhadap antibiotik di masa depan,” jelasnya.

Bonita juga menyarankan agar penderita diare lebih fokus pada upaya rehidrasi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Mengonsumsi air putih, oralit, serta menghindari makanan atau minuman tertentu seperti susu tinggi laktosa, kafein, alkohol, dan makanan pedas sangat dianjurkan.

Ia mengingatkan, jika diare berlangsung lebih dari tiga hari atau disertai gejala berat seperti demam tinggi, darah dalam tinja, dan nyeri perut hebat, sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

“Edukasi ini penting agar masyarakat lebih bijak dan tidak keliru dalam menangani diare,” tutup Bonita.

Bagikan: