PONTIANAK – Perjalanan hidup Roni, pria asal Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, menjadi inspirasi banyak orang. Dulu sempat bekerja sebagai kuli bangunan demi biaya kuliah, kini Ustadz yang akrab disapa Aa’ Roni itu menorehkan prestasi membanggakan sebagai nominasi Penyuluh Agama Islam (PAI) Award tingkat nasional tahun 2025.

Lahir pada tahun 1991 sebagai anak keempat dari enam bersaudara, Roni menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN 01 Tanjung Harapan, lalu melanjutkan ke SMP Karya Rahayu Padang Tikar, dan lulus dari SMAN 01 Batu Ampar pada 2010. Keterbatasan ekonomi membuatnya harus menunda kuliah dan bekerja sebagai kuli bangunan untuk membiayai pendidikannya.

Tekad dan kerja kerasnya berbuah hasil. Tahun 2011, ia diterima di IAIN Pontianak pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ia menyelesaikan kuliahnya dengan prestasi luar biasa dalam waktu hanya 3 tahun 4 bulan 10 hari.

Saat masih kuliah, Roni sudah mulai meniti karier di dunia penyiaran. Ia menjadi operator di Mujahidin Madani Televisi (M2TV), yang kelak menjadi lokasi penelitian skripsinya berjudul Strategi Dakwah M2TV untuk Penyiaran di Masyarakat Kalbar.

Tahun 2017, Roni resmi menjadi Penyuluh Agama Islam di Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak. Konsistensinya dalam memberikan bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat rentan membawanya meraih juara pertama tingkat provinsi dalam ajang PAI Award. Kini, ia melangkah lebih jauh dengan menjadi wakil Kalimantan Barat dalam ajang PAI Award tingkat nasional untuk kategori Bimbingan Masyarakat Rentan.

Penyuluh Agama Islam adalah garda terdepan Kementerian Agama RI dalam menyampaikan nilai-nilai keagamaan yang mencerahkan masyarakat. Roni adalah contoh nyata bagaimana ketekunan, keikhlasan, dan semangat dakwah mampu mengubah kehidupan seseorang dan memberi dampak luas bagi lingkungan sekitarnya.

Bagikan: