
PONTIANAK – Suasana duka menyelimuti warga Tanjung Baladewa, Kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, setelah kebakaran hebat melanda permukiman padat penduduk di kawasan tersebut pada Jumat siang (16/5). Api yang diduga berasal dari lantai atas salah satu rumah warga dengan cepat menjalar ke bangunan lainnya dan menghanguskan tujuh rumah.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, langsung menuju lokasi kejadian sekitar pukul 15.15 WIB menggunakan speed boat untuk meninjau kondisi korban serta memberikan arahan kepada dinas terkait agar penanganan dan bantuan dilakukan secepatnya.
“Ada lebih dari tujuh kepala keluarga yang terdampak. Satu rumah bisa dihuni tiga atau empat keluarga. Saat ini penyebab kebakaran masih diselidiki,” ujar Edi di lokasi kejadian.
Berbagai bentuk bantuan darurat segera dikirimkan ke lokasi. Dinas Sosial Kota Pontianak menyalurkan kebutuhan pangan, sementara BPBD menyediakan logistik berupa peralatan dapur, kompor, dan selimut. Palang Merah Indonesia (PMI) juga mendistribusikan pakaian dan barang kebutuhan harian bagi para korban.
“Kami juga mengajak masyarakat serta organisasi sosial untuk bersama-sama membantu para korban, baik secara materil maupun moril, sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian sesama,” harapnya.
Saat ini, warga yang kehilangan tempat tinggal menumpang sementara di rumah sanak saudara dan tetangga. Pemerintah Kota tengah melakukan pendataan kerusakan untuk menentukan bantuan lanjutan, termasuk kemungkinan bedah rumah bagi yang rumahnya rusak parah.
“Kita akan kaji dulu kondisinya. Kalau memang memungkinkan, kita bantu perbaikan rumah,” tambah Wali Kota.
Ia juga mengimbau warga agar lebih waspada terhadap potensi kebakaran, mengingat cuaca panas ekstrem yang tengah melanda Kota Pontianak.
“Pemkot selalu mengingatkan pentingnya pemeriksaan instalasi listrik, dan larangan membakar sampah sembarangan,” tegasnya.
Kebakaran ini menyisakan trauma mendalam bagi para korban, salah satunya Syarifah Fardiana yang kehilangan rumah dan seluruh perlengkapan usaha jajanan sosisnya. Saat kejadian, ia hanya sempat menyelamatkan anak dan cucunya.
“Uang pinjaman baru saya ambil hampir lima juta, semua ikut terbakar. Sekarang hanya tersisa lima ratus rupiah di tangan,” ungkapnya pilu.
Suaminya, Sayuti Arani, menambahkan bahwa rumah yang mereka tempati bersama delapan anggota keluarga kini rata dengan tanah.
“Semoga pemerintah dan masyarakat luas dapat membantu kami untuk bangkit kembali,” pungkasnya.