PONTIANAK – Dengan populasi yang hampir mencapai 700 ribu jiwa, Kota Pontianak dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga kualitas dan ketersediaan air bersih bagi warganya. Hal ini diungkapkan Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, saat menjadi pembicara dalam forum Knowledge Sharing Series bertajuk “Water Management and Water Treatment” yang diselenggarakan di Universitas Panca Bhakti (UPB) bekerja sama dengan Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), Kamis (15/5).

Edi menuturkan bahwa pengolahan air oleh PDAM Tirta Khatulistiwa memang telah memenuhi kategori air bersih. Namun, kualitasnya belum sepenuhnya aman untuk dikonsumsi langsung dari keran tanpa melalui proses pemasakan. Ia menyebutkan bahwa kebocoran pipa dan kendala teknis lain masih menjadi penghambat utama dalam distribusi air yang higienis.

“Air dari instalasi pengolahan bisa diminum langsung, tetapi ketika sampai ke rumah warga, kondisinya sudah berbeda. Karena itu, air sebaiknya tetap dimasak sebelum dikonsumsi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Edi menjelaskan bahwa air tanah tidak digunakan sebagai sumber utama air baku karena kandungan zat kimia seperti besi dan kapur yang tinggi, yang membuat pengolahannya mahal dan tidak efisien.

“Berbeda dengan daerah di Pulau Jawa yang dekat pegunungan, kualitas air tanah mereka jauh lebih jernih,” tambahnya.

Kondisi Sungai Kapuas sebagai sumber utama air baku juga semakin mengkhawatirkan. Edi menyebutkan sejumlah faktor pencemar seperti limbah perkebunan kelapa sawit, aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), serta limbah rumah tangga dan industri. Ia juga menyoroti meningkatnya kandungan mikroplastik di sungai tersebut yang kini mendekati batas berbahaya.

“Plastik tidak hancur, tapi terus terurai menjadi partikel mikro yang mencemari air. Ini ancaman serius bagi kualitas air kita,” ujar Edi.

Melalui forum ini, Edi berharap akan lahir rekomendasi-rekomendasi konkret yang bisa membantu Pemerintah Kota Pontianak dalam memperkuat sistem manajemen air bersih dan menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.

Bagikan: