
PONTIANAK — Pemerintah Kota Pontianak terus menggenjot pembangunan infrastruktur strategis demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan ini sangat bergantung pada sinergi dan dukungan antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat.
Pernyataan itu disampaikannya dalam pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026 sekaligus penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, yang berlangsung di Aula SSA Kantor Wali Kota Pontianak, Senin (14/4).
“Pembangunan infrastruktur di Pontianak menghadapi tantangan yang cukup besar, terutama dari segi pembiayaan. Karena itu, kami sangat berharap adanya dukungan dari Pemerintah Provinsi Kalbar dan Pemerintah Pusat melalui alokasi APBN,” kata Edi.
Beberapa sektor menjadi prioritas dalam usulan pembangunan Kota Pontianak, mulai dari pengelolaan sanitasi melalui pengembangan Sistem Pengolahan Limbah Domestik Terpadu (SPALDT), pengolahan sampah dengan sistem Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), hingga penyediaan air baku yang lebih aman dan berkelanjutan untuk masyarakat.
Menurut Edi, ketersediaan air baku masih menjadi isu serius, apalagi selama ini Pontianak mengandalkan Sungai Kapuas yang rawan intrusi air laut di musim kemarau. Ia berharap Pemprov Kalbar dapat turut memfasilitasi solusi atas persoalan ini.
Tak hanya itu, Pemkot Pontianak juga terus mendorong pengembangan Waterfront City di tepian Sungai Kapuas yang dinilai tidak hanya mempercantik tampilan kota, namun juga memperkuat sektor wisata dan membuka ruang investasi baru.
Ia menegaskan, pengembangan pariwisata, khususnya di kawasan Tugu Khatulistiwa dan destinasi berbasis budaya maupun religi, juga menjadi salah satu fokus, mengingat potensi ekonomi yang bisa dihasilkan jika didukung oleh infrastruktur yang memadai.
Edi turut menyoroti perlunya penguatan infrastruktur pengendalian banjir melalui pembangunan turap saluran primer, serta pengembangan sistem drainase di sejumlah titik, seperti Jalan Ampera, Parit Cahaya Baru, dan Jalan Purnama, yang vital bagi mobilitas masyarakat.
Selain infrastruktur dasar, sektor pendidikan dan olahraga juga menjadi bagian penting dari usulan pembangunan. Salah satunya adalah keinginan menghadirkan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di Pontianak yang hingga kini belum tersedia.
“Pembangunan jalan strategis juga kami dorong, seperti proyek inner ring road dan jalan bebas hambatan menuju Singkawang, karena konektivitas antarwilayah akan sangat menentukan laju pertumbuhan ekonomi,” jelas Edi.
Sementara itu, Gubernur Kalbar Ria Norsan yang hadir dalam kegiatan tersebut menyatakan komitmennya mendukung berbagai rencana pembangunan Kota Pontianak, baik dalam penyediaan air bersih, pembangunan fasilitas umum, hingga pengembangan infrastruktur dasar.
Norsan bahkan mengajak Kota Pontianak untuk mencontoh tata kelola ruang seperti di Singapura, di mana keterbatasan lahan tidak menghalangi upaya menjaga ruang terbuka hijau dan kelestarian lingkungan.
“Pontianak ini wajah Kalbar, jadi sudah sewajarnya mendapatkan perhatian. Sepanjang usulan program bisa meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kami pasti akan mendukung penuh,” tegas Norsan.(*/)